This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 09 Desember 2016

Pendokumentasian NIC

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada tahun 1973, American Nurses Association (ANA) mengamanatkan penggunaan diagnosis keperawatan. Pada tahun yang sama, para klinisi, pendidik, peneliti, dan teoritikus dari beragam area praktik keperawatan berkumpul bersama untuk mengajukan daftar judul untuk kondisi yang mereka observasi dalam praktik keperawatan. Sejak saat itu, North American Nursing Diagnosis  Association (Sekarang NANDA internasional) didirikan sebagai badan formal untuk meningkatkan, mengkaji kembali dan mengesahkan daftar terbaru diagnosis keperawatan yang digunakan oleh perawat praktisi. Anggota NANDA internasional mengadakan konfrensi setiap 2 tahun sekali. Daftar terbaru mencapai lebih dari 200 diagnosis (lihat di dalam sampul belakang dengan lampiran A) yang tidak diragukan lagi, telah meluas, seiring dengan penyelidikan kedalaman dan keluasan praktik keperawatan.
Kegiatan pendokumentasian merupakan unsur pokok dalam pertanggungjawaban kinerja profesi keperawatan. Tanpa dokumentasi yang benar dan jelas, kegiatan pelayanan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh seorang perawat tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan perbaikan status kesehatan klien. Dokumentasi merupakan sarana komunikasi antar petugas kesehatan dalam rangka pemulihan kesehatan klien.
Dalam pelaksanaan dokumentasi keperawatan, perawat memerlukan suatu standar dokumentasi sebagai petunjuk dan arah terhadap teknik pencatatan yang sistematis dan mudah diterapkan. Oleh karena itu standar pembuatan dokumentasi harus dipahami dengan benar oleh tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan professional lainnya. Siapa saja yang membutuhkan catatan keperawatan yang akurat dan informasi yang bermanfaat, mempunyai hak terhadap dokumentasi tersebut sesuai dengan standart yang berlaku. Proyek NIC yang dibentuk pada tahun 1992 oleh peneliti di universitas lowa adalah bahasa yang berstandardisasi tentang penatalaksanaan keperawatan yang di prakarsai oleh perawat dan dokter. Sistem klasifikasi ini mewakili praktik keperawatan umum dan spesialis, serta menetapkan intervensi yang digunakan oleh semua perawat tanpa memperhatika latar belakang tempat ia bekerja ( Lowa Intervention Project, 1993 ). Intervensi disusun ke dalam kelompok-kelompok menggunakan taksonomi tiga tahap. Tahap pertama, terdiri dari enam domain yang mencakup kebutuhan fisiologis dasar untuk masalah sistem kesehatan. Tahap kedua, terdiri dari 26 kelas yang dikelompokan berdasarkan hubungannya dengan keenam domain yang terdapat pada tahap pertama. Tahap ketiga, terdiri dari intervensi individual yang masing-masing mempunyai label, definisi dan serangkaian aktivitas yang menunjukan bahwa intervensi sedang dilaksanakan. Lebih dari 300 intervensi yang dipetakan, diberi label dan di masukan ke dalam kategori yang tepat untuk mempermudah memasukannya ke dalam sistem informasi yang terkompeterisasi. Sebuah intervensi dapat terdiri dari 26 aktivitas yang berbeda, kemudian dipilih aktivitas tertentu dan diimplementasikan berdasarkan pada penilaian klinis perawat dan kebutuhan pasien. ( Daly et al, 1997 ).

B.  Tujuan Penulisan
Tujuan umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kulliah Dokumentasi Keperawatan
Tujuan Khusus
1.      Untuk menambah pengetahuan tentang dokumentasi keperawatan
2.      Untuk mengetahui pengertian dokumentasi keperawatan
3.      Untuk menambah pengetahuan tenatan yang terdapat pada dokumentasi keperawatan

C.  Sistematika Penulisan
Bab I         : terdiri dari pendahuluan : latar belakang, tujuan, sistematika penulisan
 Bab II      : terdiri dari tinjauan teoritis: pendokumentasian NIC, Perencanaan NIC, proses keperawatan terkait dengan NANDA-I-NIC-NOC, tips pencatatan, tujuan utama dokumentasi
 Bab III      : kesimpulan, saran
Daftar pustaka




 BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.     Pendokumentasian NIC ( Nursing Intervention Classication )
Dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum (Tungpalan, 1983). Rangkaian kegiatan proses keperawatan yang sangat penting dan tidak boleh ditinggalkan adalah penulisan dokumentasi sebagai pertanggungjawaban perawat terhadap kinerja professional yang dilaksanakan. Akan tetapi akhir-akhir ini tanggung jawab perawat terhadap dokumentasi sudah berkurang. Akibatnya isi dan fokus dari catatan yang dilakukan perawat telah dimodifikasi sesuai kebutuhan, bahkan berubah keluar dari konsep asuhan keperawatan sendiri. Oleh karena perubahan tersebut, maka perawat perlu menyusun model dokumentasi yang baru, lebih efisien, lebih bermakna dan sesuai dengan kebutuhan di unit pelayanan. Dalam proses penyusunan standart dokumentasi harus memperhatikan tiga komponen penting sebagai pedoman. Komponen yang digunakan mencakup tiga aspek yaitu: Komunikasi, Proses keperawatan, dan Standart keperawatan. Intervensi NIC telah diperbarui untuk mencerminkan penelitian yang dilakukan oleh lowa intervention project. Intervensi yang ditetapkan dan dirancang untuk masing-masing diagnosis keperawatan adalah intervensi prioritas yang berhubungan dengan hasil yang tercantum dalam NANDA, NIC, and NOC linkages: Nursing Diagnosis, Outcome, dan Intervention (3rd. ed)  (Johnson, Moorhead, Bulechek, Buther, Maas dan Swanson 2012)
Klasifikasi intervensi keperawatan ( The Nursing Interventions Classification, NIC  ) mengategorisasikan aktivitas keperawatan dengan menggunakan bahasa yang baku. “ prioritas intervensi ” merupakan intervensi yang berdasarkan penelitian yang dikembangkan oleh tim the lowa intervention project sebagai pilihan perawatan untuk suatu diagnosis keperawatan tertentu (NIC, 1996). Prioritas intervensi merupakan intervensi yang paling terlihat untuk memengaruhi keputusan masalah, tetapi hal ini tidak berarti bahwa intervensi tersebut merupakan satu-satunya intervensi yang harus digunakan beragam intervensi harus selalu dipertimbangkan. Pada terminology NIC “intervensi” luas, label kategori yang umum. Label-label kategori ini dikaitkan dengan label diagnosis NANDA, melalui sebuah proses yang sistematis dan dilakukan berdasarkan keputusan dari para ahli praktik serta penelitian keperawatan.

a.       Aktivitas keperwatan
Pada terminology NIC, tindakan khusus dan detail yang dilakukan oleh perawat (misalnya, mengukur tanda vital, memantauan asupan dan haluaran) disebut sebagai aktivitas. Prioritas intervensi dari NIC mengarahkan perawat untuk meninjau ulang aktivitas perawatan pertama yang dikaitkan dengan intervensi tersebut. Aktivitas keperawatan spesifik lain dapat ditemukan pada buku saku nursing interventions classification (NIC 1996). Berikut ini adalah contoh bagaimana intervensi prioritas dari NIC dapat memadu perencanaan asuhan pada diagnosis keperawatan keletihan.

1)      Pada rencana asuhan untuk keletihan, perhatikan bahwa prioritas intervensi dari NIC adalah “ pengelolaan energy”. Definisi intervensi ini ditunjukan sebagai “ pengaturan energy yang digunakan untuk merawat atau mencegah keletihan dan mengoptimalkan fungsi “
2)      Melihat pada bagian “ aktivitas keperawatan “ untuk aktivitas spesifik yang akan melengkapi “ pengelolaan energy “ yaitu hal-hal yang secara khusus berfokus pada pengaturan energy dan merawat atau mencegah keletihan seperti contoh berikut ini :
a)      Rencanakan aktivitas yang meminimalkan keletihan bersama pasien atau keluarga. Rencana ini meliputi menyusun tujuan yang sederhana, realistis dan dapat dicapai oleh pasien yang dapat menurunkan keletihan
b)      Anjurkan pasien untuk melaporkan aktivitas yang dapat meningkatkan keletihan.
c)      Diskusikan cara-cara untuk memodifikasi lingkungan rumah bersama pasien atau keluarga, mempertahankan aktivitas yang bisa dilakukan dan meminimalkan keletihan.
d)     Ajarkan teknik manajemen pengelolaan dan manajemen waktu untuk mengurangi keletihan (NIC).

3)      Akhirnya meninjau ulang sisa aktivitas keperawatan untuk mengatasi keletihan. Mungkin ada aktivitas lain yang dapat ditambahkan untuk pengelolaan energy yang dapat membantu, bergantung pada penyebab masalah klien dan kebutuhan individual. Anda dapat menemukan aktivitas keperawatan yang efektif untuk mengatasi keletihan pada pasien dengan menggunakan langkah 1,2 dan 3. Berdasarkan pada penelitian yang telah ada daftarnya pada buku 1996 Nursing Intervetion classification (NIC). Berikut ini terdapat tiga contoh :
a)      Rencanakan tindakan pada saat pasien mempunyai energy yang paling banyak.
b)      Anjurkan istirahat pada siang hari, jika memungkinkan.
c)      Bantu pasien untuk menjadwalkan periode tidur.
Program atau aktivitas keperawatan harus ditujukan pada etiologi dalam diagnosis keperawatan pasien. Dari aktivitas-aktivitas yang terdaftar untuk masing-masing rencana asuhan, pilih yang paling dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien. Ubah aktivitas keperawatan yang yang telah standar untuk membuatnya menjadi lebih spesifik bagi pasien.
1.      Panduan kondisi klinis untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan masalah kolaboratif.
Bagian kedua dari buku ini disusun untuk membantu perawat berfokus pada pengkajian mereka ketika kondisi medis pasien telah diketahui, tetapi diagnosis keperawatan yang tepat masih belum dapat ditegakkan. Pada bagian ini kondisi medis, bedah, psikiartik, perinatal dan anak dibahas dengan disertai masalah kolaboratif dan diagnosis keperawatan yang berkaitan :

a.       Diagnosis keperawatan
Yang disusun adalah diagnosis yang paling terdapat ketika suatu kondisi medis tertentu. Tentu saja, seorang pasien dengan satu kondisi medis tidak akan mempunyai semua diagnosis keperawatan yang ditampilkan. Pilih hanya diagnosis keperawatan yang dikonfirmasikan dengan data pengkajian. Lebih jauh lagi, daftar yang telah dipilih ini harus dipertimbangkan dengan tidak berlebihan. Mungkin saja terjadi bahwa seorang pasien dengan kondisi medis tertentu akan mempunyai diagnosis keperawatan yang tidak terdapat didalam daftar. Karena pasien mewakili respons manusia yang unik, diagnosis keperawatan tidak dapat diramalkan berdasarkan kondisi medis.

b.      Masalah multidisiplin ( kolaboratif )
Masalah multidisiplin dilain pihak, dikaitkan dengan kondisi medis tertentu. Menurut carpenito (1997), masalah kolaboratif adalah komplikasi fisiologis dikaitkan dengan suatu kondisi medis tertentu yang pada kondisi ini perawat tidak dapat merawat secara mandiri. Tanggungjawab perawat adalah untuk memantau pasien dengan tujuan untuk mendeteksi kejadian masalah kolaboratif dan untuk menggunakan baik intervensi yang ditulis oleh perawat maupun intervensi yang dituliskan oleh dokter untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi. Karena terdapat sedikit kemungkinan komplikasi fisiologis yang mungkin timbul untuk suatu kondisi penyakit tertentu, masalah kolaboratif yang sama cenderung tetap dipertahankan setiap kali terdapat suatu penyakit atau perawatan mempunyai komplikasi tertentu yang selalu dikaitkan dengan masalah komplikasi. Hal ini akan menjadi panduan dalam menentukan pengkajian dan perawatan pencegahan apa saja yang harus diterima oleh seluruh pasien dengan diagnosis medis tersebut. Masalah kolaboratif dimasukan untuk masing-masing kondisi yang didaftarkan pada “ panduan kondisi klinis untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan masalah kolaboratif. Daftar kondisi klinis tidak termasuk dengan kondisi penyakit yang jarang dijumpai sehingga untuk penyakit yang tidak biasa terjadi mungkin perlu merujuk pada judul yang lebih umum.

B.     Perencanaan NIC
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) untuk menstandardisasi bahasa guna menjelaskan masalah yang memerlukan asuhan keperawatan dan menghasilkan taksonomi judul baku hasil pada klien. Kelompok perawat peneliti juga mengidentifikasi pentingnya bahasa baku untuk menjelaskan intervensi yang dilakukan perawat. taksonomi intervensi keperawatan yang disebut taksonomi Nursing Intervention Classifation (NIC) telah dikembangkan oleh Iowa intervention project (McCloskey & Bulechek,2000). Taksonomi ini terdiri atas tiga level: (a) 1, domain; (b) level 2, kelas; dan (c) level 3, intervensi.
Lebih dari 486 intervensi (level 3) telah dikembangkan sama dengan diagnosis NANDA, setiap intervensi yang dinyatakan secara umum meliputi judul (nama), definisi, dan daftar tindakan yang menjelaskan tindakan utama perawat dalam melaksanakan intervensi (lihat kontak 18-2). Intervensi level 3 sentuhan adalah salah satu dari beberapa intervensi yang dikembangkan dalam domain perilaku dan kelasnya berjudul bantuan koping.
Semua intervensi NIC berhubungan dengan judul diagnosis keperawatan NANDA . perawat dapat melihat diagnosis keperawatan klien untuk, mengetahui intervensi keperawatan yang dianjurkan. Namun, setiap diagnosis keperawatan berisi saran untuk beberapa intervensi,  sehingga perawat perlu memilih intervensi yang tepat berdasarkan penilaian dan pengetahuan mereka tentang klien. Misalnya, judul diagnosis keperawatan gangguan pola tidur memiliki 10 intervensi NIC yang tercantum pada resolusi, masalah dan 18 intervensi pilihan tambahan.
Ketika merencanakan dan mendokumentasikan asuhan dalam satu instansi yang menggunakan taksonomi NIC, perawat memilih dari komputer( atau menulis, jika menggunakan sistem manual) judul intervensi umum ( mis.sentuhan). tidak semua tindakan yang disarankan untuk intervensi dibutuhkan setiap klien,sehingga perawat memilih tindakan yang tepat untuk mengindividualisasi tindakan tersebut agar sesuai dengan suplai, peralatan, dan sumber lain yang tersedia di instuti.
Ketika menulis program keperawatan individual pada rencana asuhan, perawat harus mencatat tindakan bukan judul intervensi umum. Namun, ketika taksonomi NIC  menjadi lebih luas digunakan, perawat dapat menuliskan judul intervensi saja dan menggangap bahwa semua perawat mengetahui tindakan yang kan dilakukan.
Taksonomi NIC memberikan banyak manfaat bagi perawat praktisi,perawat pendidik ,perawat administrasi dan profesi keperawatan secara keseluruhan.
Tabel  Taksonomi NIC
Level 1 : domain
Level 2 kelas (diberi huruf untuk perujukan-silang)
Domain 1 fisiologis : dasar asuhan yang mendukung fungsi fisik
a.       Manajemen aktivitas dan latihan intervensi untuk mengatur atau membantu aktivitas fisik dan penyimpanan serta pengeluaran energi
b.      Manajemen eliminasi: intervensi untuk menetapkan dan mempertahankan pola eliminasi urine dan eliminasi fekal yang teratur dan mengatasi komplikasi akibat perubahan pola
c.       Manajemen imobilitas : intervensi untuk mengatasi gerakan tubuh untuk mengatasi gerakan tubuh yang terbatas dan sekuelanya
d.      Dukungan nutrisi: intervensi untuk memodifikasi atau mempertahankan status nutrisi
e.       Peningkatan keyamanan fisik: intervensi untuk meningkatan kenyamanan mengunakan teknik fisik
f.       Fasilitas perawatan diri: intervensi untuk untuk memberikan atau membantu aktivitas rutin dalam kehidupan sehari-hari rutin 
Domain 2 fisiologis: kompleks asuhan yang mendukung pengaturan homestatis
g.      Manajemen elektrolit dan asam-basa: intervensi untuk mengatur keseimbangan elektrolit/asam basa dan mencegah komplikasi
h.      Manajemen obat: intervensi untuk memfasilitasi efek agens farmakologis yang diharapkan
i.        Manajemen neurologis: intervensi untuk mengoptimalkan fungsi neurologis
j.        Asuhan perioperatif: intervensi untuk memberikan asuhan sebelum,selama dan segera setelah pembedahan
k.      Manajemen pernafasan: intervensi untuk meningkatakn kepatenan jalan nafas dan pertukaran gas
l.        Manajemen kulit/luka: intervensi untuk mempertahankan
m.    Termoregulasi: intervensi untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
n.      Manajemen perfusi jaringan: intervensi untuk mengoptimalkan sirkulasi darah dan cairan pada jaringan
Domain 3 perilaku asuhan yang mendukung fungsi psikososial dan memfasilitasi perubahan gaya hidup
o.      Terapi perilaku: intervensi untuk menguatkan atau meningkatkan perilaku yang diharapkan atau mengubah perilaku yang tidak diharapkan
p.      Terapi kognitif: intervensi untuk menguatkan atau meningkatkan fungsi kognitif yang diharapkan atau mengubah fungsi kognitif yang tidak diharapkan
q.      Peningkatan komunikasi: intervensi untuk memfasilitasi pengirim dan penerima pesan verbal dan nonverbal
r.        Bantuan koping: intervensi untuk membantu orang lain membangun kekuatan  dirinya sendiri, beradaptasi  dengan perubbahan fungsi, atau mencapai tingkat fungsi yang lebih tinggi
s.       Penyuluhan pasien: intervensi untuk memfasilitasi pembelajaran
t.        Peningkatan kenyamanan psikologis: intervensi untuk meningkatkan kenyaman menggunakan teknik psikologis
Domain 4 keamanan asuhan yang mendukung perlindungan terhadap bahaya
u.      Manajemen krisis: intervensi untuk memberikan bantuan jangka pendek dengan segera pada krisis psikologis dan fisiologis
v.      Manajemen risiko: intervensi untuk memulai aktivitas yang mengurangi risiko dan melanjutkan pemantauan risiko sepanjang waktu
Domain 5 keuarga asuhan yang mendukung unit keluarga
w.    Asuhan pelahiran: intervensi untuk membantu memahami dan mengatasi perubahan psikologis dan fisiologis pada masa pelahiran
x.      Asuhan pengasuhan anak: intervensi untuk membantu pengasuhan anak
y.      Asuhan sepanjang usia: intervensi untuk memfasilitasi fungsi unit keluarga dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan anggota keluarga sepanjang usia.
Domain 6 sistem kesehatan asuhan yang mendukung penggunaan efektif sistem layanan kesehatan
z.       Mediasi sistem kesehatan: intervensi untuk memfasilitasi inraksi antara pasien/keluarga dan sistem leyanan kesehatan
a.       Manajemen sistem kesehatan: intervensi untuk memberikan dan meningkatkan  layanan dukungan pemberian asuhan
b.      Manajemen informasi: intervensi untuk memfasilitasi komunikasi di antara penyedia layanan kesehatan
Domain 7 komunitas asuhan yang mendukung kesehatan komunitas
c.       Promosi kesehatan komunitas: intervensi yang meningkatkan kesehatan seluruh komunitas
d.      Manajemen risiko komunitas:intervensi yang membantu dalam mendeteksi atau mencegah risiko kesehatan pada seluruh komunitas
Catatan: dari nursing interventions classification (NIC), 3rd ed. (hlm.90-91). Oleh J.C. McCloskey dan  G.M. Bulechek, Eds., 2000. St. Louis, MO:Mosby. Atas izin.

Contoh judul intervensi keperawatan NIC
Intervensi: Sentuhan
Definisi: memberikan kenyamanan dan komunikasi melalui kontak taktil terarah

TINDAKAN:
1.      Kaji tabu budaya tentang sentuhan
2.      Berikan pelukan yang menentramkan jika tepat
3.      Letakkan lengan pada bahu pasien,
4.      Pegang tangan pasien untuk  memberikan dukungan emosi.
5.      Beri tekanan yang  lembut pada pergelangan tangan, atau bahu pada pasien yang sakit serius
6.      Gosok punggung selaras dengan pernapasan pasien, jika tepat
7.      Usap bagian tubuh secara perlahan, berirama, jika tepat
8.      Masase di sekitar area yang nyeri jika tepat
9.      Lakukan tindakan yang biasa dilakukan orang tua untuk menghibur dan menenangkan anak mereka.
10.  Gendong bayi atau anak dengan tegas dan nyaman
11.  Dorong orang tua untuk menyentuh bayi baru lahir atau anak yang sakit
12.  Tutupi bayi prematur dengan balutan selimut (terselimuti)
13.  Bedung bayi byi dengan selimut secara nyaman untuk mempertahankan lengan dan tungkai dekat dengan tubuh
14.  Letakkan bayi pada tubuh ibu segera setelah lahir
15.  Dorong ibu untuk menggendong, menyentuh, dan memeriksa bayi ketika tali pusat dipotong
16.  Dorong orang tua untuk menggendong bayi
17.  Dorong orang tua untuk memasase bayi
18.  Demonstrasikan teknik menenangkan  bayi
19.  Berikan dot yang tepat untuk pengisian nonnutrisi pada bayi baru lahir
20.  Beri latihan stimulasi oral sebelum memberikan makan melalui siang [ada bayi prematur.
Catatan: dari nursing interventions classification (NIC) 3rd ed. (hlm. 669), oleh J. C. McCloskey dan G. M. Bulechek, Eds., 2000. St. Louis, MO:Mosby. Atas izin.
           
Contoh intervensi NIC yang berhubungan dengan diagnosis keperawatan NANDA gangguan pola tidur
Gangguan Pola Tidur
Definisi:  gangguan kualitas dan kkuntitas waktu tidur (sering terjaga)

Intervensi Keperawatan yang Dianjurkan untuk Resolusi Masalah
Manajemen Demensia           program obat
Manajemen Lingkungan        peningkatan keamanan
Manajemen Lingkungan:       terapi ralaksasi sederhana
Kenyamanan
Pemberian Obat                      peningkatan tidur
Manajemen Obat                    sentuhan
Intervensi pilihan tambahan
Penurunan ansietas           terapi musik
Pelatihan autogenik          manajemen
                                              nutrisi
Mandi                                  manajemen
                                              nyeri
Teknik menenangkan        posisi
Peningkatan koping           otot progresif
Manajemen energi            relaksasi
Peningkatan latihan fisik  bantuan
                                              Perawatan diri
Terapi latihan: ambulasi   eliminasi
Perawatan kanguru           masase
                                              Sederhana
Meditasi                              asuhan
                                              Inkontinensia
                                              Urine: enuresis
Catatan: dari nursing interventions classification (NIC) 3rd ed. (hlm. 781), oleh J. C. McCloskey dan G. M. Bulechek, Eds., 2000. St. Louis, MO:Mosby. Atas izin.

Manfaat NIC
1.      Membantu menunjukkan dampak perawata pada sistem pemberian layanan kesehatan
2.      Menstandarisasi dan menjelaskan dasar pengetahuan untuk kurikulum
3.      Memfasilitasi pemilihan intervensi keperawatan yang tepat.
4.      Memfasilitasi komunikasi asuhan keperawatan kepada perawat lain dan tenaga kesehatan lain
5.      Memungkinkan peneliti untuk meneliti keefektifan dan biaya  asuhan keperawtan
Catatan: dari nursing interventions classification (NIC), 3rd ed. (hlm.xi). Oleh J.C. McCloskey dan  G.M. Bulechek, Eds., 2000. St. Louis, MO:Mosby. Atas izin.

C.     Proses Keperawatan Terkait dengan (NANDA-I-NIC-NOC)
NIC merupakan klasifikasi intervensi keperawatan yang dibuat untuk menyeragamkan bahasa intervensi yang dilakukan oleh perawat.
NIC edisi ke empat terdiri dari 514 intervention dan edisi ke lima (2008) terdiri dari 542 aktifitas (mempunyai sekitar 12000 aktifitas) (Bulechek, Butcher, & Dochterman, 2008).
Berikut ini adalah keuntungan yang di dapat dari NIC :
1.         Dibuatnya bahasa umum untuk mengomunikasikan dan mengklarifikasi aktivitas keperawatan akan meningkatkan usaha untuk mengimplementasikan sistem informasi keperawatan yang terkompeterisasi.
2.         Bahasa yang umum untuk intervensi meningkatkan perbandingan dan evaluasi asuhan keperawatan di lingkungan yang berbeda.
3.         Taksonomi merupakan struktur yang udah dikode untuk mempermudah pengumpulan data.
4.         Struktur NIC meliputi sebuah kelas yang disebut Manajemen Sistem Kesehatan yang mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan pemberian perawatan, seperti konferensi perawatan multidisiplin, catatan instruksi, aktivitas perbaikan mutu dan tanggug jawab pembimbing. Meskipun aktivitas ini tidak dilakukan di dekat pasien dan menghabiskan banyak waktu keperawatan. Mengidentifikasi aktivitas perawatan tidak langsung akan membantu membuat keputusan yang lebih akurat tentang biaya dan memberi gambaran yang lebih lengkap tentang tanggung jawab keperawatan ( Lowa Intervention Project, 1993 ).
Selanjutnya dengan berkembangnya sistem informasi keperawatan terkompeterisasi ke arah yang lebih terintegrasi, perawat harus mampu menjelaskan masalah, intervensi, dan hasil pasien yang dicapai dari asuhan keperawatan. Menggunakan bahasa yang umum untuk menjelaskan intervensi keperawatan merupakan satu langkah maju untuk mencapai tujuan tersebut. Pembaca dianjurkan untuk merujuk ke referensi dan pustaka tambahan pada akhir bab ini untuk mendapat lebih banyak mengenai proyek NIC.
Domain of NIC (Bulechek, Butcher, & Dochterman, 2008)
a.         Basic physiological
b.        Complex physiological
c.         Behavior
d.        Safety
e.         Family
f.         Health system
g.        Community
Komponen NIC, setiap NIC terdiri dari
1)        Label
2)        Definisi
3)        Aktifitas
Cara menggunakan NIC adalah dengan memilih aktifitas yang tepat untuk mencapai outcome yang diharapkan.


D.    Tips Pencatatan
Pendokumentasiaan perawatan psikososial tidak perlu terlalu panjang atau menguras tenaga. Jost (1995) memberi saran untuk mengenali dan mendokumentasikan intervensi psikososial :
1.         Masukkan pernyataan singkat tentang tema utama percakapan misalnya “ pasien mendiskusikan perasaan frustasinya berhubungan dengan panjangnya lama rawat “. Masukkan kutipan langsung dari pasien jika hal tersebut dapat menjernihkan kekhawatiran pasien. Tidak penting untuk mencatat seluruh percakapan.
2.      Catat petunjuk nonverbal dan perilaku pasien yang menonjol seperti meremas-remas tangan, mengepalkan telapak tangan, ekpresi wajah yang khawatir, sering menarik napas dalam, bolak-balik dan gelisah.
3.      Gunakan pernyataan obyektif untuk menggambarkan perilaku pasien. Hindari menarik kesimpulan atau memberi label terhadap perilaku pasien berdasarkan perasaan pribadi. Misalnya jangan mencatat perilakunya yang spesifik, seperti menangis atau menarik diri dari sentuhan
4.      Nyatakan dengan singkat metode intervensi dengan menggunakan kata-kata deskriptif seperti “ mendengarkan dengan penuh perhatian “ atau “ memberi penguatan terhadap keterampilan koping yang tepat “
5.      Dokumentasikan respons pasien yang sifatnya segera terhadap intervensi, ingat bahwa respons tersebut tidak berubah dalam emosi atau perilaku, tetapi sudah cukup bahwa pasien mampu mengungkapkan perasaannya.
Mencatat intervensi psikososial memberi kesempatan pada perawat untuk mengomunikasikan informasi berharga mengenai pasien dan untuk memperhintungkan waktu serta upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang beraneka ragam.

E.      Tujuan Utama Dokumentasi
1.      Sebagai Sarana Komunikasi
  Dokumentasi yang dikomunikasikan secara akurat dan lengkap dapat berguna untuk:
a.    Membantu koordinasi  asuhan keperawatan kebidanan yang diberikan oleh tim kesehatan.
b.    Mencagah informasi yang berulang terhadap klien atau anggota tim kesehatan atau mencegah tumpang tindih, bahkan sama sekali tidak dilakukan untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan ketelitian dalam memberikan asuhan keperawatan/kebidanan pada klien.
c.    Membantu tim perawat/bidan dalam menggunakan waktu sebaik-baiknya
2.      Sebagai Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
Sebagai upaya untuk melindungi klien terhadap kualitas pelayanan keperawatan  yang diterima dan perlindungan terhadap keamanan perawat dalam melaksanakan tugasnya, maka perawat/bidan diharuskan mencatat segala tindakan yang dilakukan terhadap klien. Hal ini penting berkaitan dengan langkah antisipasi terhadap ketidakpuasan klien terhadap pelayanan yang diberikan dan kaitannya dengan aspek hukum yang dapat dijadikan settle concern, artinya dokumentasi dapat digunakan untuk menjawab ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diterima secara hukum.
3.      Sebagai Informasi Statistik
Data statistik dari dokkumentasi keperawatan/kebidanan dapat membantu merencanakan kebutuhan di masa mendatang, baik SDM, sarana, prasarana dan teknis.
4.      Sebagai Sarana Pendidikan
Dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan yang dilaksanakan secara baik dan benar akan membantu para siswa keperawatan/kebidanan maupun kesehatan lainnya dalam proses belajar mengajar untuk mendapat pengetahuan dan membandingkannya, baik teori maupun praktik lapangan.
5.      Sebagai Sumber Data Penelitian
Informasi yang ditulis dalam dokumentasi dapat digunakan sebagai sumber data penelitian. Hal ini erat kaitannya dengan yang dilakukan terhadap asuhan keperawatan/kebidanan yang diberikan, sehingga melalui penelitian dapat diciptakan satu bentuk pelayanan keperawatan dan kebidanan yang amat efektif dan etis.
6.      Sebagai Jaminan Kualitas Pelayan Kesehatan
Melalui dokumentasi yang dilakukan dengan baik dan benar diharapkan asuhan keperawatan/kebidanan yang berkualitas dapat dicapai, karena jaminan kualitas merupakan bagian dari program pengembangan pelayanan kesehatan. Suatu perbaikan tidak dapat diwujudkan tanpa dokumentasi yang kontinu, akurat, dan rutin baik dilakukan oleh perawat/bidan maupun tenaga kesehatan lainnya. Audit jaminan kualitas membantu untuk menetapkan suatu akreditasi pelayanan keperawatan/kebidanan dalam mencapai standar yang telah ditetapkan.
7.      Sebagai Sumber Data Perencanaan Asuhan Keperawatan/Kebidanan Berkelanjutan
Dengan dokumentasi akan didapatkan data yang aktual dan konsisten mencakup seluruh kegiatan keperawatan yang dilakukan melalui tahapan kegiatan proses keperawatan.









                                                                              BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum (Tungpalan, 1983). Rangkaian kegiatan proses keperawatan yang sangat penting dan tidak boleh ditinggalkan adalah penulisan dokumentasi sebagai pertanggungjawaban perawat terhadap kinerja professional yang dilaksanakan. Akan tetapi akhir-akhir ini tanggung jawab perawat terhadap dokumentasi sudah berkurang. Akibatnya isi dan fokus dari catatan yang dilakukan perawat telah dimodifikasi sesuai kebutuhan, bahkan berubah keluar dari konsep asuhan keperawatan sendiri.
B.     Saran
1.    Mahasiswa-mahasiswi
Mahasiswa dan mahasiswi dapat mengerti tentang Dokumentasi Keperawatan
2.    Institusi
Institusi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung tercapainya makalah yang baik dan benar


DAFTAR PUSTAKA
Isyer, Patricia W. 2004. Dokumentasi Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta:EGC.
Handayaningsih Isti. 2009. Dokumentasi Keperawatan “ DAR “. Yogyakarta. Mitra Cendikia.
Wilkinson Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta. EGC
Kozier, Barbara, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2016. Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA-I, intervensi NIC, hasil NOC. Jakarta: EGC